ContohKritik Sastra Puisi Aku Karya Chairil Anwar KT Puisi from ktpuisi.blogspot.com. Karya sastra tidak lahir dari situasi kosong budaya (teew, 1980:11). Surat cinta bukankah surat cinta ini ditulis ditulis kearah siapa saja seperti hujan yang jatuh rimis menyentuh arah siapa saja. Nah, contoh berikut ini bisa dijadikan permodelan sebagai
TugasEsai dan kritik : Puisi Ibu karya Chairil Anwar PUISI IBU. Pernah aku ditegur. Katanya untuk kebaikan. Pernah aku dimarah. Katanya membaiki kelemahan. Pernah aku menangis. Katanya aku lemah. Ibu.. Setiap kali aku tersilap. Dia hukum aku dengan nasihat. Setiap kali aku kecewa. Dia bangun di malam sepi lalu bermunajat. Setiap kali
KRITIKPUISI Puisi “Aku” karya Chairil Anwar ini memberikan gambaran semangat juang yang dirasakan oleh pembaca. Puisi ini memiliki kata yang tegas, semangat serta pantang menyerah. Puisi ini terdiri atas 7 bait, bait pertama berisi 3 larik, bait kedua berisi 1 larik, bait ketiga berisi 2 larik, bait keempat berisi 2 larik, bait kelima berisi 3 larik, bait keenam berisi 1 larik dan bait
3 Puisi-puisi karya Chairil Anwar dalam bukunya berjudul “Aku Ini Binatang Jalang” banyak menggunakan diksi yang berfungsi untuk memberi unsur puitis dan menambah keindahan bunyi sehingga puisi tidak terasa monoton. V. Daftar Rujukan Rimang, Siti Suwadah. 2011. Kajian Sastra Teori dan Praktik. Yogyakarta: Aura Pustaka. Tarigan, Henry
Pendekatan pragmantik puisi "AKU" Pada puisi “Aku” karya Chairil Anwar tidaknya indah tetapi bermakna dalam sekalipun ia menggunakan bahasa-bahasa sederhana. Namun, maksud yang ia sampaikan pada pembaca berpengaruh besar pada pemikirannya. Ia menyampaikan kritik dan gagasan melalui karya sastra. Terdapat pada bait :
Karenapada generasi ini tentu tidak pernah hidup dan mengalami secara nyata apa yang terjadi di era awal kemerdekaan indonesia. Aku adalah sebuah puisi berbahasa indonesia tahun 1943 karya chairil anwar karya ini mungkin adalah karyanya yang paling terkenal dan juga salah satu puisi paling terkemuka dari angkatan 45puisi ini menggambarkan alam individualistis dan
Apresiasidan Kritik Puisi"Kawanku dan Aku"Karya Chairil Anwar Menurut Kritik A Teeuw
PersajakanLK 1.3 Kajian Contoh Kritik Sastra Puisi Amatilah contoh kritik sastra puisi Aku karya Chairil Anwar yang terdapat pada bahan bacaan. Silakan Anda bekerja sama dalam kelompok untuk mendiskusikan permasalahan berikut. No. Unsur yang Dianalisis Tanggapan Data LK 1.4 Menulis Kritik Sastra Puisi Pada moda tatap muka TM tulislah kritik
PuisiMusikalisasiJudul : AkuKarya : Chairil AnwarDibaca : Dea LuckyBackground : : https://www.youtube.c
ilegdehandbuku-kumpulan-puisi-chairil-anwar-pdf-12. ilegdehand/buku-kumpulan-puisi-chairil-anwar-pdf-12. By ilegdehand • Updated a year ago
ZuDlP. Modul Guru Pembelajar Bahasa Indonesia SMP Kelompok Kompetensi Profesional J 27 amanat. a Tema Tema adalah gagasan pokok atau pokok persoalan yang dikemukakan oleh penyairnya. Secara garis besar hanya ada empat tema besar yang biasanya digeluti oleh para penyair, yaitu keindahan alam, masalah manusia dalam hubungannya dengan dirinya sendiri, masalah manusia dalam hubungannya dengan manusia lain, dan masalah manusia dalam hubungannya dengan Tuhan yang menyangkut semangat hidup manusia dalam mempertahankan kehidupannya yang lebih baik dan bermanfaat. b Perasaan Perasaan adalah sikap penyair terhadap pokok persoalan objek puisi yang digarapnya. Unsur perasaan terkait erat dengan unsur tema atau pokok persoalan dalam puisi. Dalam lingkungan awam pun jika kita menghadapi sesuatu atau tingkah seseorang, kita bisa bersikap simpatik, acuh tak acuh, atau bahkan muak. c Nada Nada adalah sikap penyair terhadap pembacanya bisa menggurui, penuh kesinisan, mengejek, menyindir, humor, atau secara lugas. Dengan demikian nada sajak sangat erat kaitannya dengan rasa dan pokok persoalan yang dikandung puisi tersebut. d Amanat Amanat adalah tujuan atau pesan yang secara eksplisit maupun implisit ingin disampaikan penyair melalui puisi- puisinya kepada pembacanya. c. Contoh Kritik Sastra Puisi Kritik Sastra Puisi Aku Karya Chairil Anwar Modul Guru Pembelajar Bahasa Indonesia SMP Kelompok Kompetensi Profesional J 28 Aku Kalau sampai waktuku Ku mau tak seorang kan merayu Tidak juga kau Tak perlu sedu sedan itu Aku ini binatang jalang Dari kumpulannya terbuang Biar peluru menembus kulitku Aku tetap meradang menerjang Luka dan bisa kubawa berlari Berlari Hingga hilang pedih peri Dan aku akan lebih tidak perduli Aku mau hidup seribu tahun lagi a Tema Tema dalam puisi di atas adalah perjuangan. Hal ini dapat terlihat dari kalimat “Biar peluru menembus kulitku, aku tetap meradang menerjang”. Puisi Chairil adalah semangat merebut hidup yang pastilah tidak mudah, apalagi bagi penyair yang penuh kesulitan hidup ini. Bahkan meskipun dia berbicara tentang sesuatu yang perih-pedih, semangat hidupnya tetap terasa menggelora. Karakter penyair ini tampaknya, dia tidak mudah menyerah melawan hidup yang begitu pedih. b Rasa Pada puisi di atas merupakan eskpresi jiwa penyair yang menginginkan kebebasan dari semua ikatan. Di sana penyair tidak mau meniru atau menyatakan kenyataan alam, tetapi mengungkapkan sikap jiwanya yang ingin berkreasi. Sikap jiwa “jika sampai waktunya”, ia tidak mau terikat oleh siapa saja, apapun yang terjadi, ia ingin bebas sebebas-bebasnya sebagai “aku”. Bahkan jika ia terluka, akan di bawa lari sehingga perih lukanya itu hilang. Ia memandang bahwa dengan luka itu, ia akan lebih jalang, lebih dinamis, lebih bergairah hidup. Sebab itu ia malahan ingin hidup seribu tahun lagi. Uraian di atas merupakan yang dikemukakan dalam puisi ini semuanya adalah sikap chairil yang lahir dari ekspresi jiwa Modul Guru Pembelajar Bahasa Indonesia SMP Kelompok Kompetensi Profesional J 29 penyair. Puisi Aku ini adalah puisi Chairil Anwar yang paling memiliki corak khas dari beberapa sajak lainnya. c Nada Dalam Puisi Aku’ terdapat kata Tidak juga kau’, Kau yang dimaksud dalam kutipan di atas adalah pembaca atau penyimak dari puisi ini. Ini menunjukkan betapa tidak pedulinya Chairil dengan semua orang yang pernah mendengar atau pun membaca puisi tersebut, entah itu baik, atau pun buruk. Di samping Chairil ingin menunjukkan ketidakpeduliannya kepada pembaca, dalam puisi ini juga terdapat pesan lain dari Chairil, bahwa manusia itu itu adalah makhluk yang tak pernah lepas dari salah. Oleh karena itu, janganlah memandang seseorang dari baik-buruknya saja, karena kedua hal itu pasti akan ditemui dalam setiap manusia. Selain itu, Chairil juga ingin menyampaikan agar pembaca tidak perlu ragu dalam berkarya. Berkaryalah dan biarkan orang lain menilainya, seperti apa pun bentuk penilaian itu. d Diksi Untuk ketetapan pemilihan kata, penyair banyak menggunakan diksi yang tepat, bermakna konotatif untuk memperindah puisinya seperti Ku mau tak seorang’kan merayu = ku tahu Kalau sampai waktuku = kalau aku mati Tak perlu sedu sedan = tak ada gunanya kesedihan itu Binatang jalang = orang hina Pernyataan diri sebagai binatang jalang adalah kejujuran yang besar, berani melihat diri sendiri dari segi buruknya. Efeknya membuat orang tidak sombong terhadap kehebatan diri sendiri sebab selain orang mempunyai kehebatan juga ada cacatnya, ada segi jeleknya dalam dirinya. e Citraan Di dalam puisi ini terdapat beberapa pengimajian, diantaranya Ku mau tak seorang’kan merayu Imaji Pendengaran Tak perlu sedu sedan itu’ Imaji Pendengaran Biar peluru menembus kulitku’ Imaji Rasa Modul Guru Pembelajar Bahasa Indonesia SMP Kelompok Kompetensi Profesional J 30 Hingga hilang pedih perih’ Imaji Rasa. Citraan yang disampaikan oleh Chairil Anwar sangat bermakna dan mempunyai ciri khas tersendiri. Ia memberikan kesan yang berbeda saat pembaca membaca puisi ini. Berbeda dengan karya sebelumnya, dalam puisi Aku Chairil Anwar membuat para pembaca ikut merasakan apa yang dirasakannya. f Gaya bahasa Dalam bahasa “Aku” penyair banyak menggunakan majas hiperbola. Selain itu, terdapat campuran bahasa indonesia yang tidak baku seperti perduli dan peri. Walaupun begitu ia sangat mahir dalam membuat pembaca terbius dengan puisi-puisinya. g Kata Konkret Secara makna, puisi Aku tidak menggunakan kata-kata yang terlalu sulit untuk dimaknai, bukan berarti dengan kata-kata tersebut lantas menurunkan kualitas dari puisi ini. Sesuai dengan judul sebelumnya, puisi tersebut menggambarkan tentang semangat dan tak mau mengalah, seperti Chairil itu sendiri. Puisi Aku ini adalah puisi Chairil Anwar yang paling memiliki corak khas dari beberapa sajak lainnya. Alasannya, sajak Aku bersifat destruktif terhadap corak bahasa ucap yang biasa digunakan penyair Pujangga Baru seperti Amir Hamzah sekalipun. Idiom ’binatang jalang’ yang digunakan dalam sajak tersebut pun sungguh suatu pendobrakan akan tradisi bahasa ucap Pujangga Baru yang masih cenderung mendayu-dayu. h Irama Ritme dalam puisi yang berjudul Aku’ ini terdengar menguat karena ada pengulangan bunyi Rima pada huruf vocal U’ dan I’. Vokal U’pada larik pertama dan ke dua, pengulangan berseling vokal a-u-a-u Larik pertama Kalau sampai waktuku.’ Larik kedua Ku mau tak seorang-’kan merayu. Larik kedua Tidak juga kau’. Pengulangan vokal I’ Luka dan bisa kubawa berlari Modul Guru Pembelajar Bahasa Indonesia SMP Kelompok Kompetensi Profesional J 31 Berlari Hingga hilang pedih perih Dan aku akan lebih tidak peduli Aku mau hidup seribu tahun lagi i Rima Dalam puisi “Aku” Chairil Anwar memberikan rima yang jelas berbeda dengan “Krawang-Bekasi”, hal ini terlihat dalam larik • Rima tak sempurna Kalau sampai waktuku ’Ku mau tak seorang ’kan merayu Tidak juga kau • Rima Terbuka à yang berima adalah suku akhir suku terbuka dengan vokal yang sama. Luka dan bisa kubawa berlari Berlari Hingga hilang pedih peri Dalam puisi ”Aku” gaya bahasa yang diberikan oleh Chairil Anwar juga hiperbola seperti yang tergambar dalam larik Aku ini binatang jalang Dari kumpulannya terbuang Biar peluru menembus kulitku Aku tetap meradang menerjang Luka dan bisa kubawa berlari Berlari Hingga hilang pedih peri Dan aku akan lebih tidak perduli Aku mau hidup seribu tahun lagi Hal ini jelas hiperbola tersebut merupakan penonjolan pribadi Chairil Anwar, ia mencoba untuk nyata berada di dalan dunianya. Sehingga membuat pembaca terhanyut dalam rima yang indah. Modul Guru Pembelajar Bahasa Indonesia SMP Kelompok Kompetensi Profesional J 32 j Amanat Amanat dalam Puisi Aku’ karya Chairil Anwar yang dapat saya simpulkan dan dapat kita rumuskan adalah sebagai berikut  Manusia harus tegar, kokoh, terus berjuang, pantang mundur meskipun rintangan menghadang.  Manusia harus berani mengakui keburukan dirinya, tidak hanya menonjolkan kelebihannyasaja.  Manusia harus mempunyai semangat untuk maju dalam berkarya agar pikiran dan semangatnya itu dapat hidup selama-lamanya. Penyair memberikan pengalaman kepada para pembaca agar lebih mengerti tentang karya sastra dan tidak teracuni dengan karya sastra tersebut danme motivasi pembaca untuk lebih mengenal karya sastra. Kiasan-kiasan yang dilontarkan oleh Chair Anwar dalam puisinya menunjukan bahwa di dalam dirinya mencoba memetaforakan akan bahasa yang digunakan yang bertujuan mencetusan langsung dari jiwa. Cetusan itu dapat bersifat mendarah daging, seperti sajak “aku”. Dengan kiasan-kiasan itu gambaran menjadi konkrit, berupa citra-citra yang dapat diindra, gambaran menjadi nyata, seolah dapat dilihat, dirasakan sakitnya. Di samping itu kiasa-kiasan tersebut menyebabkan kepadatan sajak. Untuk menyatakan semangat yang nyala-nyala untuk merasakan hidup yang sebanyak- banyaknya digunakan kiasan “aku mau hidup seribu tahun lagi”. Jadi berdasarkan dasar konteks itu harus ditafsirkan bahwa Chairil Anwar dalam puisi “aku” dapat didefinisaikan sebagai bentuk pemetaforaan bahasa atau kiasan bahwa yang hidup seribu tahun adalah semangatnya bukan fisik. 3. Kritik Sastra Prosa
100% found this document useful 2 votes3K views7 pagesCopyright© © All Rights ReservedAvailable FormatsDOCX, PDF, TXT or read online from ScribdShare this documentDid you find this document useful?100% found this document useful 2 votes3K views7 pagesKritik Sastra Karya Chairil AnwarJump to Page You are on page 1of 7 You're Reading a Free Preview Pages 4 to 6 are not shown in this preview. Reward Your CuriosityEverything you want to Anywhere. Any Commitment. Cancel anytime.
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. KRITIK SASTRA KARYA CHAIRIL ANWARPenulis AidaPuisi Chairil Anwar - Ibu Pernah aku ditegur Katanya untuk kebaikan Pernah aku dimarahKatanya membaiki kelemahanPernah kau diminta membantu Katanya supaya aku pandaiIbu.....Pernah aku merajuk Katanya aku manjaPernah aku melawan Katanya aku degilPernah aku menangis Katanya kau lemahIbu.....Setiap kali aku tersilapDia hukum aku dengan nasihatSetiap kali aku kecewaDia bangun di malam sepi lalu bermunajatSetiap kali aku dalam kesakitanDia ubati dengan penawar dan semangatDan bila aku mencapai kejayaanDia kata bersyukurlah pada tuhanNamun .....Tidak pernah aku lihat air mata dukamuMengalir dipipimuBegitu kuatnya dirimu....Ibu.....Aku sayang padamu.....Tuhanku.....Aku bermohon padamuSejahterakanlah diaSelamanya....KRITIK SASTRA Puisi pertama datang dari sastrawan terkenal yaitu Chairil Anwar. Beliau menuliskan sebuah puisi indah dengan tema ibu. Puisi ini bercerita tentang bagaimana sang penulis mendapat perlakuan dari sang ibu. Setiap ibu memiliki cara tersendiri untuk membimbing dan mendidik dan ketelatenan itulah yang mencoba dituangkan oleh Chairil. Meski cara yang mereka lakukan berbeda, ada yang mendidik dengan penuh kelembutan, ada pula yang mendidik dengan penuh ketegasan. Meski semua itu berbeda-beda, namun pengorbanan dan tujuan seorang ibu tetaplah sama, yaitu memberikan kasih sayang demi kebaikan sang anak. Seperti dalam penggalan sajaknya,"Setiap kali aku tersilap, ia hukum aku dengan nasehat. Setiap kali aku kecewa, dia bangun di malam sepi untuk bermunajat. Setiap kali aku dalam kesakitan, dia obati aku dengan penawar dan semangat." Puisi ibu karya Chairil Anwar, puisi yang bertemakan ibu ini adalah salah satu karya dari penyair indonesia yaitu Chairil Anwar, karya-karya nya yang sealu dijadikan sebuah pedoman dari generasi ke generasi terutama penerus bangsa, dan karya-karya nya selalu dikenang. Dan bahkan banyak anak muda yang menggunakan puisi-puisi karya Chairil Anwar dengan maksud untuk mengekspresikan perasaan yang sedang dialami. Puisi-puisi ciptaan Chairil Anwar cukup banyak beragam, mulai dari kisah percintaan, situasi Negara, refleksi diri sendiri, hingga kecintaan terhadap keluarga. Puisi "Ibu" karya Chairil Anwar sangat menyentuh hati sehingga bagi orang yang membacanya akan membuat mata berkaca-bekaca yang disebabkan mirisnya kata-kata yang sangat menyentuh hati kita yang mengingat besarnya pengorbanan seorang ibu kepada sang anaknya. Karya yang dihasilkan oleh Chairil Anwar tidak diragukan lagi banyak hasil karyanya yang dicari oleh orang-orang yang menyukai karya sastra. Dalam Puisi "Ibu" karya Chairil Anwar memberikan banyak pilihan kata yang terlihat biasa saja dan terkesan memiliki kata-kata yang biasa digunakan dalam kesehariannya. Tetapi pada puisi "Ibu"ini si pengarang membungkus kata-kata dalam puisi tersebut dengan menggunakan bukan arti kata yang sebenarnya, yang terdapat pada aku ditegurKatanya untuk kebaikan Pernah aku dimarahKatanya membaiki kelemahanPernah kau diminta membantu Katanya supaya aku pandai. Kata " katanya memperbaiki kelemahan" dari kata tersebut merupakan sebuah harapan Chairil sebagai bahwa ibu memarahi anaknya agar seorang anak memperbaiki kesalahan yang aku merajuk Katanya aku manjaPernah aku melawan Katanya aku degilPernah aku menangis Katanya kau lemah Kata "degil" yang diungkapkan oleh pengarang memberi kesan anak yang tidak mau menuruti perkataan orang tua atau susah untuk dinasihati oleh orang tuanya. Pada puisi ini pengarang juga mencoba untuk menggambarkan sifat anak-anak yang sering dilakukan kepada seorang ibu, seorang Chairil Anwar mampu menciptakan dan memberikan pilihan kata sebaik mungkin walaupun kata-kata yang digunakan adalah bahasa percakapan, tetapi lewat kata-kata tersebut Chairil Anwar mampu menghadirkan makna yang sangat dalam bagi penyair dan pendengarnya. Namun ada kata yang tidak biasa diucapkan dalam kehidupan sehari-hari seperti kata merajuk, manja, melawan, menangis. Chairil merupakan salah satu penyair yang tidak selalu terikat pada peraturan sehingga terkadang Chairil tidak pernah memperhatikan bunyi yang ada dalam puisinya. Chairil Anwar berpendapat bahwa sebuah puisi adalah suatu bahasa dalam puisi ini adalah bahasa percakapan sehari-hari namun dibalik kata-kata tersebut Chairil memberikan bahasa kias. Bahasa kias tersebut digunakan pengarang untuk memperdalam makna yang ada dalam puisinya. Setiap kali aku tersilapDia hukum aku dengan nasihatSetiap kali aku kecewaDia bangun di malam sepi lalu bermunajatSetiap kali aku dalam kesakitanDia ubati dengan penawar dan semangatDan bila aku mencapai kejayaanDia kata bersyukurlah pada tuhan Dari kutipan tersebut terlihat adanya bahasa kamus yang digunakan pengarang seperti kata tersilap. Pengarang menggambarkan seorang anak yang tersilap. Pengarang menggambarkan seorang anak yang setiap kali keliru dalam melakukan kesalahan kepada seorang ibu, ibu menghukumna dengan nasihat. Chairil lewat puisi ini menggambar seorang ibu yang tegar dan selalu mendukung anaknya, walaupun anaknya melakukan kesalahan ibu sellau menasehati. Chairil yang mampu membuat suasana puisi tersebut sebuah karya yang tampak atau rasa merupakan salah satu unsur isi yang dapat mengungkapkan sikap penyair pada pokok persoalan puisi. Pada puisi di atas merupakan eskpresi jiwa penyair yang menyayangi sosok seorang ibu. Di sana penyair tidak mau meniru atau menyatakan kenyataan alam, tetapi mengungkapkan sikap jiwanya yang ingin berkreasi. Sikap jiwa "Aku sayang padamu", ia menyayangi sosok Ibu jiwanya terikat oleh seorang Ibu, apapun yang terjadi, ia ingin selalu menyayangi seorang Ibu. Uraian di atas merupakan yang dikemukakan dalam puisi ini semuanya adalah sikap chairil yang lahir dari ekspresi jiwa dalam Puisi 'Ibu' karya Chairil Anwar yang dapat saya simpulkan dan dapat kita rumuskan adalah sebagai berikut Seorang Ibu yang tegar, kokoh, terus berjuang, pantang mundur meskipun rintangan menghadang demi anaknya. Seorang Anak yang penuh harapan untuk membalas kebaikan seorang ibu yang tanpa batas. Manusia harus mempunyai semangat untuk maju dalam berkarya agar pikiran dan semangatnya itu dapat hidup selama-lamanya atas berkat doa Ibu. Pada puisi "Ibu" bertemakan mengenai seorang ibu yang mana didalam puisi tersebut memiliki banyak makna tentang tugas seorang ibu, bisa kita lihat dari puisi tersebut bagaimana kasih sayang seorang ibu terhadap anaknya, ibu rela melakukan segalanya demi kebaikan anaknya meskipun terkadang hal itu di anggap buruk oleh puisi yang berjudul "Ibu" ini tidak terlalu memuat banyak kata-kata kiasan atau majas yang berlebihan, sehinggap penggunaan kata konkret di dalam puisi ini sangat memiliki porsi yang banyak sehingga dapat membuat orang yang awam akan puisi dapat mengerti dengan mudah. Dan diksi yang dipakai oleh penyair ialah menggambarkan rasa hormat kepada ibu dan menunjukkan perasaan yang dalam karena menggunakan kata-kata yang dalam sehingga mampu menyentuh hati pembaca dan pendengar puisi ini. 1 2 3 4 5 6 7 Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya